Senin, 10 Oktober 2016

Tingkah Tak Biasa Pendaki Depok yang Meninggal di Gunung Semeru

Pendaki asal Depok Sahat M Pasaribu wafat waktu akan menaklukan Gunung Semeru, Sabtu dini hari, 8 Oktober kemarin. Sahat tidak tertolong akibat sakit yang dideritanya.
Antonius M Pasaribu, kakak korban mengakui masihlah tidak yakin adiknya meregang nyawa diatas ketinggian Gunung Semeru. Sebab, mulai sejak Sahat pamit mendaki gunung paling tinggi di Pulau Jawa itu, dia serta anggota keluarganya lain tidak miliki firasat khusus.

Cuma saja, ungkap Antonius, adiknya itu pernah tunjukkan tingkah tidak umum beberapa hari sebelum keberangkatannya.

Di hari-hari keberangkatannya, adiknya senantiasa menginformasikan pada sang ibu. Walau sebenarnya, hal semacam itu tidak pernah dikerjakan bila adiknya naik gunung.

 " Ma, lima hari lagi Sahat ke Semeru, selalu ma tiga hari lagi Sahat ke Semeru. Hingga hari Selasa dia katakan ma Sahat ingin ke Semeru dong, " kata Antonius, Minggu (9/10/2016).

Antonius sempat juga rasakan hal tidak biasa, sebelum adiknya diberitakan wafat. Mendadak dirinya menginginkan sekali tidur sekamar dengan adiknya serta kenakan jaketnya.

 " Saya tidak ada firasat apa-apa hanya kangen saja saat itu. Tempo hari Sabtu jam 04.00 saya lihat ada orang di samping, saya sangka Sahat, saya hanya senyum saja, tahunya cocok jam 07. 00 pagi bukanlah Sahat namun nyokap, " tutur Antonius.

Sahat M Pasaribu adalah anak ke-2 dari empat bersaudara, Dari semuanya adik-adiknya, Antonius mengakui begitu dekat dengan Sahat. Dia menyampaikan bila adiknya yang satu ini benar-benar sangat suka naik Gunung. Sebagian gunung yang pernah didaki salah satunya Gunung Dieng serta Gunung Bromo.

 " Kerap naik gunung bila ke Semeru baru pertama ini, " lebih Antonius.

Umumnya, Sahat naik gunung bareng berbarengan rekan-rekan tongkrongannya. Namun itu tak berlangsung saat adiknya naiknya Gunung Semeru. Tersebut yang bikin dianya bingung.

 " Bukanlah sama tim solidnya sepertinya, yang saat ini manajemen pendakiannya
kurang. Bila kata beberapa rekannya adik saya fisiknya paling kuat namun kan tempo hari bukanlah sama rekan rekan yang biasanya” pungkas Antonius.

Sahat M Pasaribu dilaporkan wafat dunia waktu berusaha mengalahkan puncak Mahameru. Korban dilaporkan alami masalah kesehatan serta nyawanya tidak dapat diselamatkan, Sabtu awal hari, 8 Oktober tempo hari.

Berbarengan 13 rekannya, Sahat tiba di Pos Perizinan Ranupane, 5 Oktober. Pada Jumat 7 Oktober, keadaan Sahat di ketahui lemas serta tidak ingin makan hingga dipaksa supaya tetaplah ingin makan.

Ia juga dipakaikan blanket atau jaket memiliki bahan plastik dengan maksud melindungi suhu badannya tetaplah hangat. Waktu rekan–rekannya berbenah bersiap turun, Sahat tertidur menggunakan satu sleeping bag rangkap beralaskan tutup tenda.

 " Awal hari tadi korban di ketahui telah tidak dapat diselamatkan. Saat ini masihlah menanti ketentuan keluarga untuk membawa jenazah almarhum, " tutur Koordinator lapangan tim SAR Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Joko Purwito.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar