Jumat, 06 Januari 2017

Detik-Detik Mengerikan Penyelam Basarnas Saat Sedang Mencari Korban KM Zahro


Pencarian korban hilang dalam tragedi terbakarnya kapal wisata KM Zahro Express di Perairan Kepulauan Seribu pada 1 Januari 2017 lalu masihlah terus berlangsung. 
Dalam pencarian itu, banyak pihak yang dilibatkan, terlebih tim penyelam dari Badan SAR Nasional. Namun, walau penyelam handal Basarnas sudah dikerahkan, pencarian korban masih banyak dihadang kendala. 
  
Charly, satu diantara penyelam Basarnas, bercerita banyak kendala yang dihadapi tim pencari serta penyelamat untuk temukan korban. Terlebih masalah cuaca di lokasi yang membahayakan dan faktor teknis yang lain. 
  
Menurut Charly, untuk mencari korban di dasar lautan, penyelam harus lebih waspada. Keadaan didalam lautan lebih membahayakan ketimbang di permukaan.  
Terlebih mengenai jarak pandang penyelam yang begitu pendek, akibat terhambat lumpur yang mengambang di air laut. 
  
" Jarak pandang hanya satu hingga dua meter, itu karena lumpur yang tersebar, jadi agak menyusahkan " tutur Charly, diatas kapal milik Basarnas KN24, Kamis 5 Januari 2017. 

Charly menjelaskan, selain itu arus air di dasar laut lebih deras dari arus air di permukaan, keadaan itu setiap saat dapat mengakibatkan penyelam terseret serta tenggelam. 
Serta yang paling menakutkan selama lakukan penyelaman di lokasi, menurut Charly, adalah kemunculan ikan-ikan berukuran begitu besar. 

Hal semacam itu dirasakannya saat lakukan penyelaman pada hari ke empat pencarian, mendadak sekumpulan ikan berbentuk mengerikan datang serta mengepung tim penyelam. Tim sempat dilanda ketakutan lantaran mereka awalnya menduga ikan itu adalah kawanan ikan hiu pemangsa. 
  
" Kita awal duganya Hiu, ternyata paus tutul, agak ngeri juga karena bila sampai dia merasa terganggu kita dapat diserang, " katanya. 

Karena ukuran ikan-ikan paus yang datang begitu besar, tim terpaksa mesti kembali pada perahu karet serta menghentikan sementara pencarian untuk keselamatan penyelam. 
  
" Besarnya kurang lebih dua kalinya kapal karet kita, ngeri lagi kami, akhirnya menunda dahulu hingga pausnya menjauh baru lanjut, " tutur Charly.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog