Minggu, 08 Januari 2017

Ini Adalah Kesaksian Warga Kepulauan Seribu yang Hadiri Pidato Ahok, Yang Dianggap Menista Agama


Pada September 2016 lalu, masyarakat Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, antusias menyambut Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dalam sosialisasi budidaya ikan.

Walau undangan diperuntukkan cuma kepada para nelayan budidaya ikan, tidak sedikit warga Pulau Pramuka lain hadir, melihat langsung saat Ahok mengatakan perkataan yang diduga menista agama Islam itu.

Perkataan diduga menista agama juga viral waktu diunggah serta disebarkan di sosial media. Ribuan umat Islam juga turun ke jalan, melalui tiga kali tindakan damai. Mereka menuntut dugaan penistaan agama dipersidangkan serta Ahok dihukum seadil-adilnya. Ahok juga maju ke meja hijau.

Liputan6.com coba menelusuri langsung ke tempat Ahok menuturkan kalimat yang diduga menista agama itu. Mencari pendapat orang-orang berkaitan apa sesungguhnya yang terjadi pada September 2016.

" Saya waktu itu datang, mendengar, serta melihat tapi tidak tahu di mana letaknya (kalimat menista agama), " kata Yono, pria 59 tahun yang berprofesi sebagai nelayan serta penjual es goyang waktu didapati Liputan6.com di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jumat 6 Januari 2017.

Tidak cuma Yono, rekanan sejawatnya juga menimpali dengan argumentasi sama. " Mungkin kita tidak ngeh, lantaran kan memang gaya ngomongnya Pak Ahok sambil humor, jadi selewatan saja. "

" Bila disebut ketawa ya memang kita ketawa seperti di video itu, " lanjut Rahmat, nelayan yang juga bekerja sebagai penjual gorengan.

Berkaitan perkataan saksi sidang masalah dugaan penistaan agama yang juga kader Front Pembela Islam (FPI) Novel Bamukmin, kalau masyarakat Pulau Pramuka masih awam Islam, Yono serta Rahmat, tidak menampik tudingan Novel.

" Ya mas, bila disebut awam ya memang begini kami adanya. Saya pribadi memang tidaklah terlalu mendalam pengetahuan agamanya. Bisa juga misalnya ngeh perkataan Pak Ahok itu, mungkin saja dianggapnya ya sambil lalu saja, lantaran kita disini santai saja tidak berpikir kutipan agama dari Pak Ahok berniat menistakan, " kata Yono.

Walau mengaku pemula, Yono menyampaikan, bila ada tendensi seseorang menistakan Islam, siapa pun tidak akan bisa selamat pulang dari Pulau Pramuka.

" Gini, saya serta teman disini dan tempo hari yang ikut hadir, betul tak menyangka apa iya sih Pak Ahok berniat ngutip ayat dimaksud itu? Lantaran bila kita merasakan itu ada (sengaja menista) mungkin saja telah dikeroyok sama warga sini, namun kan kenyataannya tidak, " tegas Yono sambil melayani anak-anak yang beli dagangnnya.

Siap Pilih Ahok

Menyinggung Pilkada DKI Jakarta pada Februari 2017, Yono pun blak-blakan siap memilih kembali sang petahana yang kini berstatus terdakwa itu.

"Kenapa malu mas? Saya jujur pro-Ahok. Saya lihat dan rasakan kerjanya. Secara yang saya rasakan, meski bisa dibilang hidup saya ya begini-gini aja, tapi ini bukan salah gubernur," kata dia.

"Saya lihat kemajuan di birokrasi dan lingkungan tempat tinggal saya di Pulau Pramuka yang semakin baik, dan ke depan pasti wilayah Kepulauan Seribu bisa tambah baik lagi pasti," sambung bapak enam anak ini.

Yono bahkan bercerita pernah meminjam modal di bank pemerintah untuk sekadar menguji adanya praktik nakal birokrasi pada era kepemimpinan Ahok. Tapi justru dia terkejut, tak satu pun pegawai yang nakal atau berupaya melakukan praktik korupsi.

Pegawai bank pelat merah itu justru menantang balik, jika ada praktik korupsi sebaiknya dilaporkan saja. Hal lain yang buat Yono terkesan, adalah tingkat pengangguran di Pulau Pramuka dirasa berkurang, karena diberdayakan sebagai pembersih pantai dan laut.[Liputan6]
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog