Minggu, 27 November 2016

Ada Ibu dalam Setiap Langkahku


Hari masih gelap, sang fajar juga belum terbit dari ufuknya. Seorang wanita paruh baya telah terbangun untuk lakukan aktivitas keseharian. Ia yaitu ibuku. Ibu yang begitu bernilai bagiku. Wanita yang saat ini telah mencapai kepala empat ini, sehari-harinya mempersiapkan makanan untuk bapak, kakak, adik serta diriku.
 
Selain mempersiapkan makanan, ibu juga mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci serta memasak. Sedang saya menolong beliau menyapu, mengepel, serta menyetrika baju. Kadang-kadang diriku sedih bila lihat ibuku yang telah lansia ini namun masih kuat melakukan pekerjaan yang bikin dirinya lelah.
Beliau yang telah berambut putih ini tak pernah patah semangat melakukan hari-harinya. Meskipun ibu pernah mengeluh lantaran tubuhnya yang sakit. Namun ia terlihat tegar dalam lakukan rutinitas yang ia lakukan sehari-harinya.
 
“Walau ibu capek sekalipun, ibu tak pernah memperlihatkan rasa capek ini pada kalian. Ibu menginginkan kalian belajar dari keseharian ibu. Walaupun berat kalian tak bisa patah semangat. Teruslah menuntut ilmu meskipun lelah sekalipun. Ingat hari esok kalian. Bila kalian menyerah, maka masa depan yang cerah tidak akan menghampiri, ” tutur beliau dengan sedikit senyuman.
 
Bila saya pergi kuliah serta adikku pergi ke sekolah, ibuku tentu menyempatkan waktunya untuk beristirahat. Untuk melepas letihnya lantaran kemungkinan tenaganya telah terkuras untuk kerjakan pekerjaan rumah. Bila saya pulang kuliah lebih cepat, siangnya saya menolong ibuku menyapu serta mengepel. Meskipun saya cuma menolong seadanya, namun diriku mengharapkan ini dapat memperingan sedikit beban dirinya.
 
Saat sore hari menghampiri, diriku bergegas pergi ke pasar untuk beli kebutuhan esok hari untuk keluargaku. Terkadang diriku beli sayur-sayuran beserta ayam ataupun daging untuk dimasak serta dikonsumsi esok hari oleh keluargaku. Serta waktu pulang dari pasar, saya meluangkan beli kue pukis di tepi jalan untuk dimakan oleh ibuku. Karena ibuku begitu suka pada makanan itu. Walaupun tampak sederhana, namun setiap kali saya beli kue itu seolah diriku sudah bikin ia bahagia.
 
Malam pun tiba, ibuku bersiap-siap mempersiapkan makanan untuk bapak, kakak, saya serta adikku. Sesudah usai makan malam kami berkumpul untuk berbincang maupun melihat tv. Kadang-kadang bercerita keseharian kita dengan cara berurutan mulai dari adikku sampai kakakku. Ibuku selalu pergi tidur lebih cepat dari pada diriku. Mungkin lantaran rasa capek yang ia rasakan.
 
Ibu yaitu segala-galanya bagiku. Tanpa ada ibuku, saya tak kan dapat seperti saat ini. Seorang wanita tangguh yang Tuhan berikan untukku. Yang senantiasa menyayangiku selama hidupnya. Terima kasih ibuku tercinta.

Viva

Baca Juga :
Kenali 5 Penyebab Munculnya Benjolan di p4yud4ra Agar Tetap Waspada
Waspada ! Kenali Psoriasis Ini Dari Sekarang, Penyakit yang Sebabkan Kulit Bersisik
Tren Mode atau Mimpi Buruk, Inilah Cincin Kepala Barbie Anda Ingin Mencoba Memakainya ?
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog