Minggu, 04 Desember 2016

Megungkap Cerita Pesan Misterius Gus Dur ke Khofifah

"... bila tak saya sampaikan amanat itu, saya berdosa. "


Tiga kali Khofifah Indar Parawansa dibisiki Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebelum meninggal dunia pada 30 Desember 2009. Pesan Gus Dur cuma satu : bila meninggal, catat di batu nisan makam saya 'the humanist died here'. Khofifah baru membeberkan amanat Gus Dur itu lima th. lalu.
 
Suatu saat, Gus Dur yang saat itu telah lengser dari jabatan Presiden Republik Indonesia ke empat jatuh sakit. Selain keluarga, Khofifah memang salah seseorang yang biasa mengurus kepentingan Gus Dur waktu keluar dari Istana Negara. Di kabinet Gus Dur, Khofifah juga menolong sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan.
 
" Dua th. sebelum meninggal dunia, beliau katakan ke saya. Mbak Khofifah, bila saya mati, tolong catat di batu nisan makam saya, 'the humanist died here', " kata Khofifah waktu terlibat perbincangan dengan VIVA. co. id serta beberapa wartawan lain di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 3 Desember 2016.
 
Baca Juga : Tempat Hunian Manusia Purba 9.000 Tahun Silam Telah Ditemukan Di Perairan Swedia

Dua bln. saat sebelum meninggal dunia, narasi Khofifah, berbarengan enam pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dia menjenguk Gus Dur di tempat tinggalnya di Ciganjur. Saat itu keadaan kesehatan Gus Dur semakin memburuk. Bekas Ketua Umum Pengurus Besar NU tiga periode itu istirahat dengan beralaskan tripleks. " Karena memang tak dapat lagi tidur diatas, " kata Khofifah.
 
Sembari memijat kaki sang guru, Khofifah mengobrol santai. Selang beberapa saat, meluncur lagi dengan nada lirih keinginan Gus Dur yang pernah di sampaikan dua th. sebelumnya. " Bila saya sudah tak ada, tulislah di batu nisan makam saya, 'the humanist died here', " narasi Menteri Sosial itu.
 
Tujuh hari menjelang wafat, Gus Dur kembali membisiki Khofifah keinginan yang sama. Ketua Umum Muslimat NU itu menyimpan rapat bisikan gurunya itu. Dia ajukan pertanyaan pada dua murid serta orang dekat Gus Dur, Mahfudz MD serta Alwi Shihab, apakah terima pesan tertentu, keduanya menjawab tidak. " Pada akhirnya tak saya keluarkan keinginan Gus Dur itu, " tutur Khofifah.

Baca Juga : Langka, Ulat Ini Dihargai Ratusan Juta Per Kilogramnyaa

Khofifah baru buka pesan Gus Dur itu pada 2014 di Ciganjur. Pada acara Haul ke-6 Gus Dur di dekat makam Gus Dur di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Januari 2016 lalu, dia berikan lagi amanat Gus Dur itu.
 
Waktu itulah alumnus Fisip Kampus Airlangga itu mengemukakan pesan wasiat Gus Dur masalah 'the humanist died here' di batu nisan makam tokoh yang pada saat kecil dijuluki ayahnya Addakhil itu. " Karena acaranya bersebelahan dengan makam Gus Dur, kalau tak saya sampaikan amanat itu, saya berdosa, " kata dia.
Khofifah mengatakan, ada pesan mulia dia petik dari peristiwa itu. Yaitu pemikiran Gus Dur yang teguh mengenai bagaimana semestinya berkemanusiaan. " Gus Dur di kenal sebagai Bapak Pluralisme, kalau saya, beliau lebih pas disebut Bapak Humanis. Lantaran kehumanisannya Gus Dur melindungi minoritas, " ucap dia.
 
Bulan Desember ini, tujuh th. sudah Gus Dur meninggal dunia. Aktivis serta warga NU kembali kenang hadirnya serta peran besarnya semasa hidup, baik sebagai tokoh bangsa ataupun NU. Nahdliyin menyebut Desember yaitu bln. Gus Dur. Saat kondisi politik serta sosial negeri panas serta runyam beberapa waktu lalu, tagar Rindu Gus Dur berseliweran di jagat maya.

Baca Juga : Rusia Temukan Gurita Raksasa Sebesar 33 Kaki dan Dijadikan Senjata Rahasia
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog