Sabtu, 03 Desember 2016

Kisah Mak Eni, Penjual Gorengan di Gedung Pendopo Garut


Tidak seperti dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji, Mak Eni, warga Kampung Rancamaya, Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, masihlah susah untuk merubah nasib.

Di usianya yang telah senja, yaitu 85 th., ibu tiga anak itu masih tetap berupaya mencari nafkah.
Tidak banyak yang diinginkan Mak Eni, dia cuma mencari uang untuk beli beras serta lauk pauk saja. Sang suami, Didi (100), mulai sejak 15 th. lalu telah tak dapat beraktivitas lantaran usianya yang sudah tua.
 
" Kalau bukan emak yang mencari duit, siapa lagi? Anak-anak sudah berkeluarga, emak mesti mencari nafkah untuk saya, suami serta tiga orang cucu, " ujarnya, Jumat, 2 Desember 2016.
 
Mak Eni sepanjang hari menjual gorengan serta leupuet (nasi yang diolah serta dibungkus memakai daun pisang) di lokasi Pendopo Kabupaten Garut. Usahanya itu telah ia lakoni mulai sejak 55 th. lalu. Itulah kenapa, Mak Eni telah tak asing lagi di kelompok pegawai Pendopo serta Pameungkang (rumah dinas bupati).
 
Baca Juga : Tips Agar Jago Fotografi Instan Cuma Bermodal Smartphone, Terkhusus Buat Kamu yg Sukai Selfie

" Saya mah dari dulu jualan disini, tidak pernah pindah, ” ucapnya.
Dia bercerita kalau sehari-hari dia mesti bangun pagi sekitar jam 02. 30 WIB. Setelah mempersiapkan gorengan serta leupuet, sekitar jam 04. 30 WIB ia baru mandi serta salat subuh. Selepas itu, Mak Eni bergegas menuju Gedung Pendopo Garut. " Pagi-pagi sekali saya harus sudah ada disini (Gedung Pendopo), " kata Mak Eni.
Sehari-harinya, ia mesti merogoh kocek Rp19 ribu untuk membayar layanan ojek serta angkutan kota yang mengantarnya ke Gedung Pendopo Garut. Walau sebenarnya, /hari ia cuma dapat memperoleh duit sebesar Rp30 ribu sampai Rp50 ribu dari hasil berjualan gorengan serta leupeut.
 
" Jadi semua dagangan saya bila terjual semuanya omsetnya Rp200 ribu. Bila laris semua ya, hasilnya lumayan, " tuturnya menambahkan.
Sesungguhnya Mak Eni menaruh harapan yang begitu tinggi. Selain ingin merubah nasib keluarganya, di sisa usianya itu Mak Eni berkeinginan naik haji. Tetapi, ia memahami keadaan keuangannya saat ini. Oleh karena itu Mak Eni cuma menginginkan memenuhi keperluan hidup sehari-hari.
 
Baca Juga : 15 Karya seni menakjubkan ini ternyata berisi abu jenazah

" Harapan mah tinggi, pingin kaya dan bisa naik haji, tapi kalau begini terus mah, emak cuma mengharapkan bisa beli beras serta lauk pauknya, " katanya pasrah.
 
Tetapi, meskipun hidupnya yang serba kesusahan, Mak Eni mengakui bangga lantaran sampai kini dapat berjualan ditempat orang nomer satu di Garut. Sehari-hari ia mengakui dapat bertemu bupati, meskipun hanya sepintas.
Terkadang pak bupati jajan juga, atau ngasih duit untuk mentraktir anggota Satpol PP, ” ucapnya.

Baca Juga : Tersangka Begal di Medan ini Nikahi Kekasihnya di Kantor Polisi
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog